Thursday, November 29, 2007

Being 20 Something Is Hard

Saraswati Senotono (Sara) adalah seorang psikolog cantik yang cukup sukses lewat klinik ngetop yang didirikan bersama rekan-rekan seniornya. Profesi yang dijalaninya menuntut Sara untuk dapat selalu objektif dalam membantu memecahkan masalah klien-kliennya.

Setelah dapat menghindar selama 4 tahun lamanya, suatu hari Sara harus dihadapkan pada kenyataan akan kembalinya sang Mantan Pacar (Zani) yang pernah menggoreskan sejarah kelam bagi dirinya. Di sini Sara harus dapat memisahkan masalah profesionalisme dengan masalah pribadinya, mengingat Zani adalah seorang klien yang harus tetap dilayani dengan baik.

Tidak hanya itu, di hari yang sama Sara pun tak sengaja bertemu dengan kakak tiri Zani (Radit) yang pernah juga menjadi seseorang yang spesial dalam hidupnya. Pertemuan dengan mereka berdua membawa Sara pada kenangan masa lalu, dengan sejarah kelam di pertengahan umur 20-an., masa di mana ia tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri.

“ Being Twenty-Something is Hard ” menceritakan tentang beratnya hidup yang dijalani oleh orang dalam fase umur 20 hingga 29 tahun, dan sebagian orang di awal umur 30-an. Semua orang muda ingin hidup ideal, hidup yang bahagia dan sesuai dengan yang diinginkannya, tanpa harus bersusah payah atau bersyukur atas apa yang telah dimilikinya. Hal itu wajar, karena di fase ini mereka masih memiliki ambisi yang besar, mimpi setinggi langit serta energi yang luar biasa besar. Padahal hidup itu tidak selalu ideal, bahkan lebih sering terasa pahit. Pada akhirnya yang timbul adalah stress, khawatir dan kegelisahan karena tak bisa menerima kenyataan.

Hal itu pun dirasakan Saraswati. Pergantian dari fase remaja menjadi dewasa, dengan segala idealisme pribadi, belum lagi tuntutan orang tua, menceburkan Saraswati dalam sebuah krisis umur 20-an, yang sering disebut Quarter Life Crisis. Keinginan menikah yang tidak menjadi kenyataan pernah menyebabkan dirinya stress berat dan bahkan menjadi seorang alkoholik. Selain Saraswati, akan ada juga tokoh-tokoh lain yang memiliki kekhawatiran yang sama tentang hidup, meski faktor yang menyebabkannya tidak selalu sama.

Lewat rehabilitasi yang dijalaninya, Saraswati akhirnya sadar bahwa masih banyak orang yang lebih tak beruntung dibanding dirinya. Kesadaran itu membuatnya kuat dan mampu meneruskan hidup, serta dapat menilai hidup dengan lebih bijaksana. Melalui perjalanan hidup ini, pembaca akan turut merasakan bagaimana konflik demi konflik yang dihadapi seseorang dapat membantu mendewasakan dirinya.

Klimaks cerita terjadi saat sang tokoh utama dihadapkan pada sebuah kenyataan yang jauh lebih pahit, sesuatu yang tak pernah dibayangkan oleh siapapun. Di sini pembaca akan melihat bahwa hidup itu bukan lagi tentang mimpi. Manusia harus menerima realita takdirnya, dan juga harus bersyukur atas hikmah yang ada di balik setiap kejadian.

Cetakan pertama November 2007
Cetakan kedua Desember 2007
Cetakan ketiga Februari 2008

Sudah memasuki cetakan ke-empat dari 6000 eksemplar

Penulis : Dewi Pravitasari
Blogs : being20somethingishard.blogspot.com

14 comments:

Anonymous said...

Ya,perempuan atawa gadis biasanya, kalau masih umur sekitar belasan, persyaratan pilihan cowoknya adalah; Keren,Kaya,Terkenal, Baik, dan Pinter.Tapi begitu umur menginjak dua puluh limaan; Persyaratannya mulai berkurang, jadi; Kaya, Baik dan Pinter. Ketika umur mendekati tigapuluhan, berkurang lagi; Kaya dan Baik.
Ketika umur sampai di tigapuluhan, persyaratannya tinggal; Baik.
Dan saat lebih dari tigapuluh; Tidak ada syarat.SIAPAPUN ASAL LAKI-LAKI.
Kira kira begitu yaa.

Anonymous said...

hahaha...bisa aja mas sego...tapi kalo menurut gw seh...cewe yang ada diumuran segitu seh biasanya suka ma cowo yang gaul dan kalo kita bisa buat dia kagum dikit aja....wah makin kesemsem tuh biasanya

"Biasanya cewe cantik, matre itu biasa. tapi kalo cewe jelek matre brarti?....."

hehehehe

Anonymous said...

cah bagus
mas-mas yg cakep2...
eh jgn gr ya dibilang cakep, maksudk cara kepribadianny pas2an.
kalau menurut saya sich mas semua it tergantung entu pereumpuanny,kalau didikan dr ortu n lingkungan baex ya pasti dia mau nerima apa adany.

Anonymous said...

I thing that's the great our life in a quarter crisis...and every one have the best story side...how about you?

Anonymous said...

Banyak orang bilang kalo' udah gede itu harus serius, banyak juga orang yang bilang kalo udah gede itu harus milih, tapi saiapa, gimana, apa dan bener nggak sih yang kita pilih, dan juga apa berharganya bertahan untuk sesuatu yang berguna, hidup dengan segala konsekuensinya, tapi tetep, semua itu harus kita jalanin, harus siap dengan resiko, mau hidup enak, ya berusaha,, mau karier ya rela berkorban, mau punya cowok atau cewek ya harus pinter2 milih dengan segala resikonya.

Buku ini ngajarin dan ngebuat kita merasakan masuk kjedalam suasana itu, Ngepop tapi juga KENA''.. hehe
patut dibudiyakan ilmu menulis seprti ini.

Anonymous said...

HAhahahaha .....
Ya btul juga mas-mas ini, kalo punya pasangan emang harus milih sama mikir ya, haree geenee kalau nggak wah gawat,, yang penting, jangan plin plan kalau milih .. sayangin aja yang udah ada,, loh kok ngawur ya, tapi buku ini unikk, dia harus menghadapin banyak dilema ..

Hmm..

Patut dimasukkin ke keranjang belanja nih..

Anonymous said...

Judul bukunya serem, menggigit terutama bagi gadis-gadis.Kalau yang 20 udah kawin ya nggak serem dan menggigit lagi.
Pada saat ultah ke 17 umumnya semua jadi indah karena dengan melewati angka 17 di Indo maka dia sudah dewasa, sudah tidak dipanggil "anak" lagi. Kalau cinta sudah bukan cinta monyet lagi.
Begitu menginjak usia 20 maka mulailah hal2 yang serem2: Kalau belum punya "cowok tetap" mulai bingung,udah 20 lho nek.
Mulai dituntut oleh keluarga, masyarakat, dunia, untuk lebih mngenal dan memahami arti "Tanggung Jawab". Ini beban yang akan dipikul terus sampai diliang kubur nanti. Semua keputusan mulai diwarnai dengan "tanggung jawab".
Disitulah yang disebut mas Sego persyaratan mulai berkurang.
Mudah2an buku yang ,menguak masalah yang realistis ini, dapat memberi warna bagi yang sudah melewati angka 20, dan penyajian dalam bentuk novel akan membuat kita mudah membacanya.

Anonymous said...

seperti kata nirina waktu kita sedang membicarakannya''well thats our problem bell,heheh aku kepikiran juga sih?ehm ntar deh,aku cari bukunya''

Anonymous said...

"The great thing's is the wild thing" mungkin itu sebagian motto dari dunia barat, tapi kenyataannya kita yang hidup ala timur dan mencoba berbaur dengan konsep barat selalu aja berbenturan. mungkin juga ini salah satu nilai yang ada di buku ini, semuanya konflik timur yang bercampur dengan barat...mang susah kalo kita ga kuat-kuat banget untuk berkolaborasi...jadi kira-kira apa yah "the great solution for us", anyone can help?

Anonymous said...

Weih weih weih, kayaknya buku ini jadi best seller yaaa.Tapi pantes lah, soale jarang, malah belum ada buku2 yang mbahas masalah after 20.
Kalaupun ada mungkin tidak seindah rangkaian kalimat yang Dewi tuangkan dalam buku ini. Selamatlah kalo gitu.Sering sering saja nerbitin buku2 yang kayak gini.

Anonymous said...

wah....ini penerbitnya buku berjudul "Being 20 Something is Hard". aku rasa buku ini kurang menarik dalam pengemasannya...dan isinya juga masih banyak bahasa indonesianya yang kurang bagus, aku rasa penulisnya juga tidak begitu mengenal konsep mengenai pekerjaan tokoh - tokohnya secara detail, coba tolong di pelajari dulu mengenai detail pekerjaan yang akan di ambil untuk masing - masing tokoh. sebelumnya saya minta maaf bila terlalu banyak komentar.

erna said...

pengen dapetin nih novel,, uda nyari kmn2,, tp gda...
gmn cr dapetinnya mb???

Unknown said...

Novel ini keren banget.... tapi sayangnya novel di pinjem temen dan ga balik lagi.. pengen beli lagi tapi nyari kemana" ga dapet...

Unknown said...

Novel ini keren banget.... tapi sayangnya novel di pinjem temen dan ga balik lagi.. pengen beli lagi tapi nyari kemana" ga dapet...